Jumat, 14 Maret 2014

Bosan dengan MENUNGGU, Bersolawat Saja!

“Bosan dengan MENUNGGU, Bersolawat Saja”

Apa pendapatmu dengan kalimat di atas? Ya. Membosankan bahkan SANGAT MEMBOSANKAN! Begitu membosankan ketika kita janjian untuk bertemu dengan kawan selalu ada embel-embelnya “Awas jangan telat!”,  “Awas ngaret!”,  “Awas klo tidak datang!” dan embel-embel lainnya, bahkan terkadang embel-embel ini terdengar seperti sebuah ancaman.

Meskipun tidak begitu berpengaruh, embel-embel ini dirasa efektif agar tidak terlalu lama menunggu. Embel-embel bahkan ancaman ini pantas jika kita janjiannya dengan teman-teman sebaya dan adik-adik junior kita. Menjadi masalah jika kita janjiannya dengan orang-orang yang lebih tua dengan kita, atau jabatannya lebih atas dari kita. Tidak mungkin jika kita janjian dengan dosen pembimbing, lalu kita bubuhkan embel-embel “Awas jangan telat ya Pak!”. Meskipun diucapkan dengan nada yang paling lembut sekalipun, embel-embel ini tidak sepantasnya. Kalaupun kita paksakan untuk diberlakukan, siap-siap saja ngulang semester depan, skripsinya. Akhirnya sudah mutlak mahasiswalah yang harus MENUNGGU, MENUNGGU, dan MENUNGGU. Bosankan? Iya. Bosan.

Apalagi kalau yang kamu tunggu tidak kunjung hadir atau bahkan tidak hadir, pasti bosan campur kesal. Selanjutnya kita jadi buat aturan yang sepihak. Misalkan janjian pukul 10.00 WIB, kita ngomong sama diri  sendiri “gw tunggu 15 menit, kalau tidak datang, cabut!”. Inikan aneh?  Sudah begitu setelah 15 menit tambahan   tidak juga hadir, masih ngomong lagi “gw tambah 5 menit lagi”. Anehkan? Menunggu itu sudah bikin BOSAN, KESAL terus ANEH.

Gw berharap pembaca tidak BOSAN  karena MENUNGGU, menunggu kapan kelarnya artikel gak jelas ini. ya kan? Tuh kan kesel. Baik! Banyak perilaku dari orang-orang yang sedang menunggu mulai dari maen game dengan ponsel barunya, denger musik, baca novel atau komik, baca koran, baca buku pelajaran, foto-foto (selfy gitu maksudnya), ada yang cuma liat-liat hp-nya MENUNGGU sms masuk, tapi dari sekian macam kegiatan di atas kita berharap dapat menghilangkan BOSAN karena MENUNGGU, ternyata NIHIL. Faktanya semakin lama kita menunggu semakin besar rasa BOSAN-nya. Karena MENUNGGU maen game tidak konsen, dengerin musik tidak asyik, baca novel ngulang-ngulang berantakan, apalagi baca buku pelajaran baru liat sampulnya ga jadi baca, mau foto-foto sudah habis gaya. Alhasil MENUNGGu itu tetap membosankan.

Bersama tulisan ini saya tidak mampu mengajak anda untuk menghilangkan fakta bahwa MENUNGGU itu membosankan, akan tetapi mengurangi fokus kita terhadap MENUNGGU ITU MEMBOSANKAN. Bagaimana caranya? Mungkin anda sendiri sudah menemukan caranya, tapi belum sempat mempublikasikannya. Dengan ini gw bocorin cara mengurangi fokus terhadap kebosanan akibat menunggu itu. Yaitu dengan BERSOLAWAT kepada Nabi kita. Apakah dengan bersolawat dapat mengurangi kebosanan? Tergantung anda, akan tetapi banyak manfaat disana. Di masjid kita tidak sempat bersolawat. Habis solat 5 waktu kita tidak sempat bersolawat. Mau duduk fokus untuk bersolawat, amatlah berat. So, kenapa tidak kita jadikan momen membosankan ini (MENUNGGU) untuk bersolawat. Bukankah anda mengetahui hebatnya bersolawat keatas nabi?

Jadi  ketika nunggu antrian dosen pembimbing bersolawat, ketika antri di BAAK bersolawat, ketika antri di BANK bersolawat, ketika nunggu bus bersolawat, ketika nunggu rektor bersolawat, ketika nunggu teman bersolawat. Nunggu gaji turun bersolawat. Akhirnya ketika ada kata MENUNGGU otomatis BERSOLAWAT. Mari kita bersolawat.

Allohumma sollii alaa sayyidinaa Muhammad!

Bosan dengan MENUNGGU, Bersolawat Saja.

Semoga ada manfaatnya!

Kamis, 20 Februari 2014

Pertolongan Tuhan

Apakabar Pembaca yang Budiman!

Semoga Anda semua berbahagia bersama orang-orang terkasih di sekitar Anda. Amiin.

Pernahkah Anda merasa sendiri? tentu saja pernah. Maksud saya di sini ketika anda membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat Anda  dan ketika itu orang-orang terdekat Anda tidak ada atau tidak bisa membantu Anda, situasi inilah yang saya maksud "Anda SENDIRIAN". Pernahkah?  semoga tidak pernah!

Sedikit berbagi pengalaman tentang kesendirian. Saya pernah mengalaminya.

Beberapa bulan lalu ketika saya akan melangsungkan pernikahan. Harapan saya orang-orang dekat  semua dapat hadir dan berbagi kebahagiaan bersama saya. Akan tetapi agaknya kenyataan berbeda. Orang tua sibuk mengurus keperluan ini dan itu, saudara  sibuk dengan urusan masing-masing, teman-teman tidak mempedulikan karena sibuk juga atau entahlah. Saya menjadi sedih karena merasa sendiri. Saya hanya ingin ada teman bicara. Halo dimana orang-orang?

Sedih? Tentulah sedih.

Sendiri? Hakikatnya iya.

Tambah sedih lagi ketika hampir mendekati hari H, situasi di atas tidak banyak ada perubahan. Hingga akhirnya ingin rasanya putus asa. Ingin ku berteriak ..Tolooooong! Tapi apa iya pantas. Sedihkan?

Aku duduk termenung sendiri di dalam kamar, rasa sedihpun tak kunjung hilang. aku berbaring, eh ketiduran. he2. Bangun2 ngrasa sedih lagi....trus aku berusaha untuk tetap yakin bahwa : Tuhan menyayangiku dan aku berserah kepadanya. Aku kembali termenung hingga kudengar suaranya. Suara lantang memecahkan keheninganku dan kesedihanku. Dia kakakku yang paling tua.

Perasaan memang tidak bisa berbohong. seketika itu aku merasakan perubahan perasaan yang begitu hebat. Ingin aku memeluk kakakku, tapi peluk memeluk belum menjadi tradisi di tempatku, akhirnya aku senyum selebar yang aku bisa. Walhasil. Benar saja, semua teknik acara di handle oleh kakakku. Dia serba bisa. saya salut. Terima kasih kakak. Terima kasih Tuhan.

Kesimpulan : Kamu tidak akan pernah sendirian. You know what I mean?  YUPS!!!....Tuhan senantiasa bersamamu, jika kamu menghadirkanNya. Apapun masalahmu, jika kamu meyakiniNya. Goodluck!

Redblackjack loving U!