“Bosan dengan MENUNGGU, Bersolawat Saja”
Apa pendapatmu dengan kalimat di atas? Ya. Membosankan
bahkan SANGAT MEMBOSANKAN! Begitu membosankan ketika kita janjian untuk bertemu
dengan kawan selalu ada embel-embelnya “Awas jangan telat!”, “Awas ngaret!”, “Awas klo tidak datang!” dan embel-embel
lainnya, bahkan terkadang embel-embel ini terdengar seperti sebuah ancaman.
Meskipun tidak begitu berpengaruh, embel-embel ini dirasa
efektif agar tidak terlalu lama menunggu. Embel-embel bahkan ancaman ini pantas
jika kita janjiannya dengan teman-teman sebaya dan adik-adik junior kita.
Menjadi masalah jika kita janjiannya dengan orang-orang yang lebih tua dengan
kita, atau jabatannya lebih atas dari kita. Tidak mungkin jika kita janjian
dengan dosen pembimbing, lalu kita bubuhkan embel-embel “Awas jangan telat ya
Pak!”. Meskipun diucapkan dengan nada yang paling lembut sekalipun, embel-embel
ini tidak sepantasnya. Kalaupun kita paksakan untuk diberlakukan, siap-siap
saja ngulang semester depan, skripsinya. Akhirnya sudah mutlak mahasiswalah
yang harus MENUNGGU, MENUNGGU, dan MENUNGGU. Bosankan? Iya. Bosan.
Apalagi kalau yang kamu tunggu tidak kunjung hadir atau
bahkan tidak hadir, pasti bosan campur kesal. Selanjutnya kita jadi buat aturan
yang sepihak. Misalkan janjian pukul 10.00 WIB, kita ngomong sama diri sendiri “gw tunggu 15 menit, kalau tidak datang,
cabut!”. Inikan aneh? Sudah begitu
setelah 15 menit tambahan tidak juga
hadir, masih ngomong lagi “gw tambah 5 menit lagi”. Anehkan? Menunggu itu sudah
bikin BOSAN, KESAL terus ANEH.
Gw berharap pembaca tidak BOSAN karena MENUNGGU, menunggu kapan kelarnya
artikel gak jelas ini. ya kan? Tuh kan kesel. Baik! Banyak perilaku dari
orang-orang yang sedang menunggu mulai dari maen game dengan ponsel barunya,
denger musik, baca novel atau komik, baca koran, baca buku pelajaran, foto-foto
(selfy gitu maksudnya), ada yang cuma liat-liat hp-nya MENUNGGU sms masuk, tapi
dari sekian macam kegiatan di atas kita berharap dapat menghilangkan BOSAN
karena MENUNGGU, ternyata NIHIL. Faktanya semakin lama kita menunggu semakin
besar rasa BOSAN-nya. Karena MENUNGGU maen game tidak konsen, dengerin musik
tidak asyik, baca novel ngulang-ngulang berantakan, apalagi baca buku pelajaran
baru liat sampulnya ga jadi baca, mau foto-foto sudah habis gaya. Alhasil
MENUNGGu itu tetap membosankan.
Bersama tulisan ini saya tidak mampu mengajak anda untuk
menghilangkan fakta bahwa MENUNGGU itu membosankan, akan tetapi mengurangi
fokus kita terhadap MENUNGGU ITU MEMBOSANKAN. Bagaimana caranya? Mungkin anda
sendiri sudah menemukan caranya, tapi belum sempat mempublikasikannya. Dengan
ini gw bocorin cara mengurangi fokus terhadap kebosanan akibat menunggu itu.
Yaitu dengan BERSOLAWAT kepada Nabi kita. Apakah dengan bersolawat dapat
mengurangi kebosanan? Tergantung anda, akan tetapi banyak manfaat disana. Di
masjid kita tidak sempat bersolawat. Habis solat 5 waktu kita tidak sempat
bersolawat. Mau duduk fokus untuk bersolawat, amatlah berat. So, kenapa tidak
kita jadikan momen membosankan ini (MENUNGGU) untuk bersolawat. Bukankah anda
mengetahui hebatnya bersolawat keatas nabi?
Jadi ketika nunggu
antrian dosen pembimbing bersolawat, ketika antri di BAAK bersolawat, ketika
antri di BANK bersolawat, ketika nunggu bus bersolawat, ketika nunggu rektor
bersolawat, ketika nunggu teman bersolawat. Nunggu gaji turun bersolawat.
Akhirnya ketika ada kata MENUNGGU otomatis BERSOLAWAT. Mari kita bersolawat.
Allohumma sollii alaa sayyidinaa Muhammad!
Bosan dengan
MENUNGGU, Bersolawat Saja.
Semoga ada manfaatnya!