Cinta memang aneh. Selalu datang dan pergi begitu saja. Dia mampu melawan dinginnya embun pagi. Terjalnya gunung. Jauhnya jarak. Menghantam malas. Aku pernah merasakannya. Ketika cinta menghampiri kita berdua. Masihkah engkau mengingatnya? Masihkah engkau merasakannya? Aku rasa tidak. Hari ini engkau sedang komplain pada percetakan yang mencetak undangan pernikahanmu. Tentu saja engkau bahagia. Senang. Cemas campur haru. Selamat berbahagia!
Inilah kehidupan nyata. Tidak ada yang pernah mempedulikan pecundang sepertiku. Tapi inilah buah yang harus kupetik. Tapi apakah ini murni hanya salahku? Salahkah aku jika waktu itu merasa gundah dengan segala kekurangan. Ragu namun sedang berusaha yakin. Senantiasa berusaha bahagiakanmu. Ingatkah engkau setelah seminggu kepergianmu? Aku kehilangan arah. Engkau pernah bilang setiap hari akan memberikan cinta untukku, atau setiap kali aku meminta? Engkaupun tak sanggup mematahkan sayap kebosanan menungguku bangkit dan pergi dengan pejantan yang lebih tangguh. Aku tak marah, atau bahkan tak pantas untuk marah.
Entah ikatan apa yang selalu menali pati rasaku ini. Hatiku bergetar ketika tak sengaja aku melihatmu. Engkau berjalan begitu anggun. Menarik semua kumbang belang bahkan alim sekalipun. Aku tetap memandangimu dari duniaku, dunia para pecundang. Dari sisi yang paling gelap, dunia yang suka pamer ini.
Redblackjack, 28 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar